Senin, 13 Oktober 2008

Perang

Perang adalah kata yang tidak asing di dunia. Bagaimana mungkin tidak bisa disebut tidak asing, karena semua manusia di dunia ini tidak pernah tidak mengalami dunia yang tanpa perang.
Bagi Clausewitz, seorang jendarl terkemuka pada masa kejayaan Prussia, perang merupakan kelanjutan politik dengan cara-cara lain. Ketegangan dalam hubungan antar-negara bermuara pada perang, tentu setelah upaya deplomasi gagal menemukan jalan damai.

Timur Tengah banyak menyimpan bara dalam sekam. Mulai dari jalur Gaza, Tepi Barat Sungai Yordan sampai dengan teluk Persia, jejak sejarah lebih diwrnai oleh peperangan daripada perdamaian.

Damai seakan-akan hanya sebagai tenggat di antara dua perang. Negara-negara dari luar kawasan itu sejak awal merupakan bagian atau penyebab konflik. Saudagar-saudagar Eropa, penguasa kolonial Inggris dan Perancis, dan Amerika serikat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari seluruh pergolakan yang terjadi di kawasan itu, karena minyak bumi, jalur perdagangan dengan Asia timur, maupun karena ambisi politik dan ideologi.

Perang sudah menghilangkan banyak nyawa. Arogansi Amerika Serikat dan Inggris menyerang Irak dan menjatuhkan presiden Saddam Hussien juga menghilangkan banyak nyawa. Dalam waktu 21 hari irak berhasil dikuasai dan presiden Saddam Hussien digulingkan dan akhirnya meninggal di tiang gantung.

Seorang Gubernur Jendral ditunjuk oleh Presiden George W. Bush untuk membangun sebuah Irak yang baru.

Selesaikah persoalan? Terbangunkah sebuah Irak yang baru? Terciptakah demokrasi di Negeri 1001 malam itu?

Tentu tidak semudah membalikan telapak tangan. Malah yang terjadi adalah masalah yang lebih besar. Masyarakat Irak seperti kehilanagn pegangan. Bangsa yang dulu kaya raya kini seperti bangsa pengemis. Setiap hari mereka harus berbaris untuk mendaptkan belas kasihan
Kekerasan demi kekerasan menjadi bagian bangsa itu. Tentara Amerika Serikat yang sebelumnya gagah berani untuk memasuki Irak dan menguasai Baghdad, kini menjadi korban. Jumlah Tentara Amerika yang tewas setlah perang usai melebihi ketika perang itu berlangsung.

Di Timur Tengah lainnya ada perang antra Israel dan Palestina. Satu sama lain saling membunuh. Saling membenci. Saling menghujat. Rumah-rumah rata dengan tanah. Ketakutan menyebar kesegala penjuru.

Bapak-bapak, ibu-ibu, nenek-nenek, kakek-kakek, bahkan anak-anak semua terlibat dalam perang ini.

Lihatlah kedua anak itu, bukankah anak seumur mereka belum layak untuk terjun kedunia perang. Tapi lihatlah dengan teliti apa yang mereka lemparkan. Hanya sebongkah kerikil bukan?
Anda pasti tahu bahwa sebongkah krikil itu tidak akan berarti apa-apa bagi musuhnya bukan? Tidak kah kau tahu bahwa sebongkah krikil itu akan dibalas dengan peluru-peluru tajam yang menghambur dari moncong senjata mesin.

Lalu apa yang mesti kita perbuat? Sampai kapan perang itu akan berakhir?



Bookmark & Share:

0 komentar:

Mp3 music player

  ©Template by Dicas Blogger.