Kamis, 13 November 2008

MEMBUNUH MOCKINGBIRD


membunuh mockingbird--sejenis burung murai bersuara merdu--itu dosa,” ujar Nyonya Maudie kepadaJean Louise “Scout” Finch.

MOCKINGBIRD berlatar tahun 1930-an, di mana isu rasialisme masih kencang dan mengakar amat dalam di wilayah-wilayah Amerika Serikat, terutama di pedesaan-pedesaan. Salah satu sejarah tergelap Negeri Paman Sam. Klu Klux Klan, organisasi penyebar kebencian dan anti-kulit hitam, pada masa itu memiliki hampir 5 juta pengikut.

Lokasi cerita novel ini di sebuah daerah bernama Maycomb, Alabama. Pergerakan narasinya dikendalikan dari bibir Scout Finch, gadis tomboi yang memulai kisah ini pada usia 6 tahun, sebagai sudut pandang pertama. Selain Scout, ada beberapa nama yang tercantum dalam lembaran-lembaran novel ini diantaranya: Paman Jack Finch, Dill Harris, Calpurnia, Boo Radley, Tom Robinson, Nyonya Caroline Fisher, Bibi Alexandra, Sherif Heck Tate, Nyonya Maudie Atkinson, Nyonya Dubose, Hakim Taylor, Mayella Ewell, Bob Ewell, Stephanie Crawford, Tuan Gilmer, Tuan Radley, Walter Cunningham dan anaknya.

Scout kehilangan sosok ibu saat ia berumur dua tahun. Sejak itulah, Atticus Finch—serta Calpurnia, pembantu kulit hitam keluarga Finch—adalah penuntun moral dalam novel ini. Keduanya memersatu fisik dan emosional Jem dan Scout ke jalur yang benar. Atticus menjadi figur ayah-pengacara-pengasuh bagi kedua anaknya. Calpurnia adalah bayangan Atticus di ruang dapur. Dia tak cuma melayani urusan makanan tapi juga mengejarkan kebajikan-kebajikan sederhana bagi kedua anak majikannya.

Di awal cerita, pembaca disuguhkan petualangan Scout, Jem, dan Dill akan Radley Place. Sebuah rumah yang dulunya berwarna putih, kini telah menggelap sewarna dengan abu-abu batu di sekelilingnya. Genting rumah dikeroposi hujan. Halaman tidak terawat, banyak ditumbuhi semak-semak dan rumput liar.

Readly Place menjorok ketikungan tak jauh dari rumah keluarga Finch. Keluarga Readly tidak pernah keluar rumah. Mereka menutup diri. Nyonya Readly tidak pernah minum kopi bersama para tetangganya. Tuan Readly keluar ke kota setiap pukul 11.30 dan kembali ke rumah 30 menit kemudian. Menutup diri; merupakan kecendrungan yang tak termaafkan di Maycomb.

Dill memberi ide kanak-kanaknya pada Scout dan Jem untuk memaksa Boo Radley ke luar dari rumah misterius tersebut. Boo anak keluarga Radley. Dia tak pernah terlihat selama Jem dan Scout lahir. Dia seakan dikurung oleh ayahnya. Mereka hanya mengenal Boo dari cerita tetangga-tetangga. Ceritanya menakutkan.

Berbagai macam cara telah mereka lakukan. Namun Boo tidak pernah keluar dari rumahnya. Hingga, pada suatu malam, Atticus membangunkan Scout. “Sayang, bangun,” sambil menyodorkan mantel mandi dan jaketnya. “kenakan mantelmu dulu. Cepat sayang. Ini sepatu dan kaus kakimu,” kata Atticus. Dengan bingung, Scout mengenakannya. “Apa sekarang sudah pagi?” tanya Scout.
“Belum, baru jam satu lewat. Cepatlah.”

Di pintu depan Scout dan Jem melihat api menyeruak dari jendela ruang makan Nyonya Maudie. Sirene kebakaran meraung seolah-olah menegaskan apa yang sedang mereka lihat. “Rumah itu terbakar habis, ya?” tanya Jem

“Sepertinya begitu,” kata Atticus. “Sekarang dengarlah, kalian berdua. Pergilah ke depan Radely Place dan berdiri di sana. Jangan menghalangi jalan, mengerti!.
Saat Scout dan Jem sibuk menonton kebakaran. Tanpa sepengetahuan mereka berdua Boo Radley menyelinap keluar dari rumah untuk menyelimuti Jem dan Scout—berbalik—menyelinap masuk kembali. Keusialan Jem, Dill, dan Scout di balas dengan kebaikan oleh Boo.

Lalu kisah bergerak pada kasus Tom Robinson—pemuda berkulit hitam—didakwa telah memperkosa Mayella Ewell. Sejak Atticus menagani kasus Tom, ia sering mendapat cemoohan. Di sekolah Scout mendapat ejekan dari teman-temannya “Wee... pembela nigger, pencinta nigger,” ejek mereka.

“Aku minta satu hal, kalau kau mau,” kata Atticus. “Tegakkan kepalamu tinggi-tinggi dan tahan tanganmu untuk memukul. Apa pun yang dikatakan orang kepadamu, jangan dimasukkan ke hati. Cobalah untuk melawan dengan pemikiranmu…..sebaiknya begitu, meskipun mereka akan terus melawan,” Atticus menasehati Scout

Atticus yakin kasusnya tidak akan menang di pengadilan. Dalam ketidakpahaman Scout, Atticus menjawab. “Hanya karena kita telah tertindas selama seratus tahun sebelum kita memulai melawan, bukanlah alasan bagi kita untuk tidak berusaha menang,” tutur Atticus. “Satu hal yang tidak tunduk pada mayoritas adalah hati nurani,” tambahnya.
Akhirnya apa yang diyakini oleh Atticus, benar-benar terjadi. Meskipun dalam pembelaannya Tom Robinson tidak terbukti bersalah. Di dalam pidatonya—sebelum juri memutuskan apakah terdakwa bersalah atau tidak—Atticus berpidato.

“Tuan-tuan,” Atticus berkata, “Penjelasan saya singkat saja, tetapi saya inggin menggunakan waktu saya yang tersisa bersama Anda untuk mengingatkan bahwa kasus ini bukan kasus yang sulit, tidak memerlukan penelusuran fakta rumit secara sesama, tetapi hanya memerlukan keyakinan Anda yang tidak bisa disangkal tentang bersalah-tidaknya terdakwa. Pertama-tama, kasus ini semestinya tidak dibawa ke ruang sidang. Kasus ini sesederhana hitam dan putih.”

Tidak ada secuilpun bukti Tom Robinson bersalah, bahkan bukti medis menyatakan bahwa kejahatan yang didakwakan kepadanya tidak benar. Atticus yakin bahwa yang bersalah adalah Bob Ewell—ayah kandung Mayella.

“Apakah bukti pelangarannya?” kata Atticus “Tom Robinson, seorang manusia. Dia (Bob Ewell) harus menyingkirkan Tom Robinson dari hadapannya. Tom Robinson akan mengingatkannya setiap hari akan perbuataanya. Apa yang dilakukannya? Dia (Mayella) menggoda seorang Negro.

“Yang kita ketahui, Tuan-Tuan, bahwa asumsi tersebut adalah kebohongan sehitam kulit Tom Robinson, kebohongan yang tak perlu saya tekankan kepada Anda. Anda tahu kebenarannya, dan kebenarannya adalah begini: sebagian orang Negro berbohong, sebagian orang Negro tak bermoral, sebagian orang Negro berbahaya bagi perempuan—yang berkulit hitam maupun putih. Tetapi, kebeneran ini berlaku bagi seluruh umat manusia dan tidak khusus pada satu ras saja. Tak ada orang di dalam ruangan pengadailan ini yang belum pernah berbohong, yang belum pernah berbuat amoral, dan tak ada lelaki hidup yang tak pernah memandang seorang perempuan dengan hasrat,” tegas Atticus.

Sayangnya, para juri masih berprasangka bahwa seorang Negro derajatnya lebih rendah dari ras lainnya—apapun kesaksiannya adalah kebohongan. Hakim Taylor membacakan putusan juri: “Bersalah…….bersalah……..bersalah……” Begitulah pada akhirnya nasib Tom Robinson yang dibela Atticus.

Pada akhir cerita. Pembaca akan tahu mengapa Harper Lee memberi judul “To Kill A Mockingbird,” pada novelnya. Bagi Nyonya Maudie, kata ‘mockingbird’ terkait suatu perilaku ‘dosa’. Katanya pada Scout, “Kau boleh menembak burung bluejay sebanyak yang kau mau, tetapi ingat, membunuh mockingbird itu dosa.” Dia memberikan alasan bahwa “Mockingbird menyanyikan musik untuk kita nikmati. Mereka tidak memakan tanaman di kebun orang, tidak bersarang di gudang jagung, tidak melakukan apapun, kecuali menyanyi dengan tulus untuk kita.”

Selanjutnya ‘mockingbird’ hadir tatkala anjing pemburu bernama Tim Johnson berada di jalanan dengan sikapnya yang aneh. Pintu-pintu rumah ditutup. Jalanan Sepi. Mockingbird tak bernyanyi. Situasi senyap seperti itu diingatkan kembali oleh Scout tatkala para pengunjung sidang menunggu putusan juri akan nasib Tom Robinson.
Ujungnya, rencana pembunuhan Bob Ewell terhadap Jem di jalan. Jem terluka dan pingsan tapi Ewell mati seketika saat penyerangan terjadi. Sherif Tate meyakinkan Atticus bahwa Ewell jatuh menimpa pisaunya sendiri. Atticus tak mempercayai ini. Namun Heck Tate menegaskan itulah kenyataannya. Ini dibenarkan Scout saat Atticus berseloroh. Atticus terkejut dan Scout menjawab “Itu sama saja dengan menembak mockingbird”.

Pada titik itulah pembaca dapat memahami judul novel ini. Harper Lee membawa si burung ‘mockingbird’ bernyanyi di awal-awal ceritanya. Lalu dia menaruhnya di setengah bagian cerita ini dan berhenti di ujung kisah.
Sebuah novel yang unik, cerdas, dan bermutu. Pembaca tak mungkin bisa memahaminya dengan utuh dan lengkap jika tidak membaca lembar demi lembar dari awal sampai akhir kisah novel ini.




Bookmark & Share:

3 komentar:

Anonim,  14 Juni 2013 pukul 11.06  

Valuable info. Lucky me I found your website accidentally, and I am shocked why this accident didn't came about earlier! I bookmarked it.

Feel free to surf to my blog - loisel

Anonim,  14 Juni 2013 pukul 11.26  

Hey would you mind sharing which blog platform
you're using? I'm planning to start my own blog in the near future
but I'm having a difficult time choosing between BlogEngine/Wordpress/B2evolution and Drupal. The reason I ask is because your design and style seems different then most blogs and I'm looking for something unique.
P.S My apologies for getting off-topic but I
had to ask!

my web site - cohort []

Anonim,  18 Juni 2013 pukul 12.47  

It's very straightforward to find out any topic on web as compared to books, as I found this article at this site.

Also visit my site :: buy twitter followers no password

Mp3 music player

  ©Template by Dicas Blogger.