Jumat, 30 Januari 2009

TIDAK ADA YANG ABADI

LELAKI itu sering mengenakan baju tentara. Sebagian rambutnya telah memutih. Alisnya tebal. Kumisnya hampir menutupi bibir atas. Wajahnya tegar dan tirus. Guratan dan kerutan di wajahnya menandakan umurnya tidak muda lagi. 13 Agustus 2008 lalu adalah ulang tahunnya ke-82.
Nama lengkapnya Fidel Alejandro Castro Ruz atau lebih dikenal dengan Fidel Castro. Fidel Castro lahir tahun 1926 dari kalangan keluarga petani tebu yang kaya. Castro muda beralih ke politik revolusioner.

Pada 1959, lelaki yang lahir di Biran, Kuba Timur, itu memimpin 800 personel. Mengalahkan 30 ribu prajurit diktator Fulgencio Batista. Setelah melancarkan gerilya, dia menduduki Havana, mengusir Batista, lalu menjadi legenda. Pemberontakan itu didukung Amerika. Belakangan Fidel Castro menyatakan pemberontakan itu sebagai kemenangan komunisme.

Amerika yang merasa tertipu melakukan berbagai upaya untuk menjatuhkan Fidel Castro diantaranya: Embargo ekonomi dan rencana pembunuhan yang diorganisir oleh CIA. Semuanya gagal. Tampuk kekuasaan Fidel Castro tetap berjalan.

Pertengahan April 2003, Oliver Stone berkunjung ke Kuba dalam rangka membuat film dokumenter berjudul Looking For Fidel. Ia adalah sutradara kontroversial. Tiga pekan sebelum Pemilu Amerika Serikat yang dimenangkan Barack Obama, ia meluncurkan film berjudul W.

Film W menelusuri transformasi Bush dari seorang bocah istimewa yang suka minum-minuman menjadi relijius. Peningkatan kariernya dari Gubernur Texas hingga menjadi seorang presiden. Juga keputusannya beberapa pekan sebelum invasi Irak pada 2003. Cerita itu diambil dari buku yang ditulis oleh “orang dalam” yang pernah bekerja di Gedung Putih.

Looking For Fidel dirilis pada tahun 2004. Film itu dimulai dengan gambar Fidel Castro yang berpidato seraya mengacungkan jarinya ke atas, terpampang di sebuah papan reklame. Di bagian kiri papan itu tertulis--Intimidar Al Pueblo Es Imposible--yang artinya--tidak mungkin mengintimidasi orang-orang. Tulisan itu ditujukan pada Amerika.

Lalu, Fidel Castro muncul dan berujar kepada Oliver Stone, “aku menyadari bahwa takdirku yang sebenarnya adalah perang yang akan kulakukan melawan Amerika Serikat. Sayangnya hal itu sudah diramalkan.”

Hari itu, Oliver Stone mengenakan kemeja biru dibalut jas abu-abu. Dasi merah menjuntai menutupi kancing bajunya. Ia duduk berhadapan dengan Castro di sebuah ruangan. Sebelum percakapan diantara mereka dimulai. Dalam film itu, Oliver Stone menampilkan para oposan yang tidak setuju dengan pemerintahan Castro.

“Situasi pemberontak di Kuba saat ini sangat sulit. Karena kami terus menerus dibawah belas kasihan pemerintah kuba. Pemerintah kesatuan tidak boleh mengadakan perlawanan. Berkali-kali pemerintah Kuba berkata “Negara dalam bahaya” untuk membenarkan ketidakadilan terhadap rakyat,” ungkap beberapa oposan itu.

Kemudian, Oliver Stone membuka percakapannya dengan Castro. “Emosi memuncak. Amerika menduduki Irak. Tiba-tiba, setelah bertahun-tahun terlihat sepi. Ada ledakan aksi teroris yang oleh Amerika disebut pembajakan di Kuba. Ada 3 kejadian yang dilaporkan terjadi dalam waktu dua minggu. Dua kapal terbang, satu kapal laut.”

“Hampir sembilan tahun tidak terjadi sekalipun pembajakan. Lalu, dua jam sebelum permulaan perang di Irak dengan enam buah pisau terhunus ke leher mereka membajak pesawat. Itu berita yang kami dapatkan tentang enam orang tersisa,” Castro menanggapi.

Castro mengungkapkan bahwa pesawat ke dua dibajak tanggal 31 April. Tapi sebelum itu, telah tersebar berita bahwa seorang hakim di Miami telah setuju untuk membebaskan dengan tebusan ke enam pembajak pesawat pertama. Lalu menyusul, 24 jam kemudian pembajakan perahu penumpang di Havana, sampai detik terakhir mereka menyandera dua orang turis dengan pistol menempel ke kepala mereka.

“Ada persidangan tujuh hari yang cepat dimana mereka dinyatakan bersalah. Dan kabar yang kuterima 3 orang di antara mereka ditembak di hari ke-8,” tanya Oliver Stone sambil melemparkan pandangannya kearah Castro.
“Ya, kau benar,” jawab Castro singkat.

Oliver Stone mengungkapkan, dalam batas hukum internasional sangat jarang didapati tersangka ditembak segera setelah pengadilan secepat itu tanpa naik banding. Di Amerika sejahat apapun seseorang, ada proses panjang yang harus dilalui, proses naik banding. Orang tersebut bisa bertemu anggota keluarganya.

“Berapa kali kunjungan yang diberikan kepada hampir 800 orang yang dikurung di penjara khusus di pangkalan Guantanamo. Sudah hampir dua tahun mereka di sana. Dan tak satupun di antara mereka yang dikunjungi anggota keluarga mereka,” Castro balik bertanya.

Oliver terdiam sejenak.

Castro menjelaskan mengapa ketiga pembajak dihukum mati secepat itu. Ketiga pembajak itu bukanlah orang-orang yang berhubungan dengan masalah politik di Kuba. Mereka adalah orang-orang yang telah banyak melakukan kejahatan. Kepala pembajak kapal ferry pernah 28 kali diberi peringatan karena mengganggu turis asing.

“Menggangu turis?” Oliver Stone memotong penjelasan Castro.
“Mengikuti turis. Mengharapkan uang. Orang ke dua telah lima kali mencoba pelanggaran umum dan empat kali dihukum karenanya. Orang ke tiga telah mencoba dalam tujuh kasus termasuk salah satunya menyerang seorang pekerja bangunan dengan pisau. Akibatnya korban tewas. Mereka semua mempunyai catatan kriminal dan tidak ada hubungannya dengan pemberontak,” Castro melanjutkan penjelasannya.

Percakapan mereka berlanjut pada agen rahasia Kuba. Oliver Stone sering mendengar agen rahasia Kuba sangat hebat. Merupakan salah satu agen terbaik, seperti Mossad di Israel. Namun, mengapa masih ada aksi-aksi kejahatan di Kuba. Castro tidak setuju agen rahasia Kuba disamakan dengan Mossad.

“Mossad membunuh. Kuba tidak membunuh. Kukira CIA punya agen yang lebih baik dari Kuba dan mereka tidak bisa meramalkan apa yang akan terjadi pada menara kembar” ungkap Castro.

MENURUT penulis, film dokumenter garapan Oliver Stone ini cukup berimbang. Selain menggambarkan keberhasilan-keberhasilan Fidel Castro juga menampilkan komentar para oposan yang tidak nyaman dengan kepemimpinannya.

“Menurut laporan ini, pemerintah menggeledah 95 rumah pemberontak? Wartawan independen, pemilik perpustakaan independen, mengancam mereka, mengobrak-abrik rumah mereka 75—95 orang ditangkap, dan dihukum 15—17 tahun penjara,” tanya Oliver Stone sambil melihat dokumen-dokumen yang tertera di kertas.

“Itu yang kau dengar. Dari mana kau membacanya?” Castro balik bertanya.
“Aku baca di suatu tempat. Ada di internet. Di Eropa. Di Amerika.”

Akan tetapi, laporan-laporan itu menurut Castro, tidak mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang menerima sejumlah uang dari Amerika Serikat untuk melawan revolusi. Lalu Fidel Castro mengambil sebuah kertas dan mengatakan, pada tahun 2002 satu agen pemerintah Amerika mengirim uang US $ 2.240.709, agen itu bernama USAID. Ada lagi agen-agen Amerika lainnya yang mengirimkan uang melalui jalur lainnya.

Fidel Castro berhasil memimpin Kuba, meskipun diterpa embargo ekonomi dan ancaman pembunuhan yang dilancarkan Amerika Serikat, di antaranya:

Keberhasilah di bidang pendidikan
Dalam pidatonya, Fidel Castro mengungkapkan bahwa pendidikan dari pra-sekolah sampai lulus doktor tanpa membayar satu sen pun. Sebenarnya, kebijakan memajukan pendidikan di Kuba telah dicanangkan sebelum rejim Castro berkuasa. Pada 26 Juli 1953, Castro menyatakan ada enam problem yang harus sesegera mungkin diselesaikan secara bertahap yakni, masalah tanah, industrialisasi, perumahan, pengangguran, pendidikan, dan kesehatan.
Pada September 1960, di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Fidel Castro menyatakan bahwa 1 Januari 1961 akan dicanangkan kampanye besar-besaran dalam memberantas buta huruf. Tahun itu juga ditetapkan sebagai Tahun Pendidikan--The Year of Education.

Menurut Coen Husein Pontoh, salah satu aktivis PRD yang pernah ditahan oleh rejim Orde Baru, saat ini ia menetap di Amerika, mengukapkan bahwa sejak saat itu, dimulailah mobilisasi dan perencaan pembangunan sektor pendidikan. Para relawan yang diterjunkan ke lapangan membawa buku petunjuk dan bendera Kuba. “The people should teach the people” itulah slogan yang mereka kumandangkan untuk membrantas buta huruf. Di kantor-kantor, di lahan-lahan pertanian dan perkebunan, dan pabrik-pabrik juga dikumandangkan slogan, “If you know, teach; if you don’t know, learn.”

Sementara di radio dan televisi nasional, setiap saat diumumkan bahwa “Every Cuban a teacher; every house a school.” Di organisasi-organisasi massa, dipropagandakan kepada seluruh anggotanya bahwa penyair menulis puisi, artis melukis gambar dan mendesain poster, penulis lagu menulis lagu, pers memuat berita utama tentang kemajuan dan para fotografer berpartisipasi dalam kampanye melalui gambar. Seluruh bangsa turut berperan serta dalam gerakan revolusioner besar-besaran dalam bidang kebudayaan: penghapusan buta huruf.

Hasilnya, belum genap enam bulan seorang warga Kuba melayangkan sebuah surat pendek:

Kepada yang terhormat,
Perdana Menteri DR. Fidel Castro.
Saya menulis sedikit catatan kepada Anda, untuk menyatakan bahwa saya tidak tahu bagaimana menulis atau membaca. Terima kasih kepada Anda, yang telah merealisasikan rencana melek huruf ke dalam praktek. Saya juga berterima kasih kepada para guru yang telah mengajari saya, sehingga membuat saya bisa membaca dan menulis. Saya adalah seorang miliciano dan saya bekerja di koperasi Rogelio Perea. Saya sangat senang jika Anda mau berkunjung ke koperasi ini.

Viva la revolucion socialista
Patria o Muerte
Venceremos
Salam,
Felix D. Pereira Hernandez

Surat yang ditulis Hernandez ini, adalah salah satu bentuk penghargaan rakyat Kuba terhadap Fidel Castro, atas kepemimpinannya dalam memajukan dunia pendidikan di Kuba. Sebagaimana ditulis Leo Huberman dan Paul Sweezy dalam buku mereka yang berjdul Socialism in Cuba, pendidikan di Kuba adalah salah satu contoh tersukses rejim Sosialis.

Lebih lanjut Coen mengungkapkan bahwa di negeri yang terkenal karena produk cerutunya itu, tingkat melek huruf penduduknya sangat tinggi, 97 persen dari penduduk yang berusia di atas 15 tahun bisa membaca dan menulis. Dari komposisi itu, jumlah laki-laki yang melek huruf mencapai 97, 2 persen, sedangkan perempuan mencapai 96,9 persen.
Saat ini, Kuba juga merupakan negara dengan tenaga guru terbesar dan tersukses dalam bidang pendidikan. Sebelum revolusi pada 1959, angka buta huruf sebesar 30 persen. Kini penduduk yang buta huruf nol persen. Dari segi komposisi jumlah guru-murid, untuk tingkat sekolah dasar dari setiap 20 murid dilayani oleh satu orang pengajar. Untuk tingkat sekolah menengah, satu orang pengajar melayani 15 murid. Keadaan ini menyebabkan hubungan antara guru-murid berlangsung secara intensif.

Setiap guru di Kuba adalah lulusan universitas dan memperoleh pelatihan yang sangat intensif dan berkualitas selama masa karirnya. Yang unik dari sistem pendidikan Kuba, adalah hubungan guru-murid-orang tua yang tampak dikelola secara kolektif. Seluruh staf pendidikan (pengajar dan pegawai administrasi) tinggal di dekat sekolah, sehingga mereka saling mengenal satu sama lain. Bersama murid dan orang tua, para guru ini bekerja bersama dan menyelesaikan secara bersama masalah-masalah menyangkut bidang pendidikan, pertanian, dan kesehatan.

Metode ini merupakan pengejawantahan dari nilai hidup yang diwariskan Che Guevara, tentang solidaritas kelas. Dengannya, pendidikan tidak hanya bermakna vertikal, dimana semakin terdidik seseorang, peluangnya untuk berpindah kelas semakin terbuka. Tapi, juga bermakna horisontal, dimana pendidikan sekaligus bertujuan memupuk dan mengembangkan solidaritas antar sesama, penghargaan terhadap alam-lingkungan dan kemandirian.

Menurut Juan Casassus, anggota tim dari the Latin American Laboratory for Evaluation and Quality of Education at UNESCO Santiago seperti yang ditulis oleh Coen Husien Pontoh, prestasi tinggi Kuba dalam pendidikan ini merupakan hasil dari komitmen kuat pemerintahan Kuba, yang menempatkan sektor pendidikan sebagai prioritas teratas selama 40 tahun sesudah revolusi. Pemerintah Kuba memang mengganggarkan sekitar 6,7 persen dari GNP untuk sektor ini, dua kali lebih besar dari anggaran pendidikan di seluruh negara Amerika Latin.

Dengan anggaran sebesar itu, pemerintah Kuba berhasil membebaskan seluruh biaya pendidikan, mulai dari level sekolah dasar hingga universitas. Bebas biaya pendidikan diberlakukan juga untuk sekolah yang menempa kemampuan profesional.

Pada 2005, Rose Caraway, salah satu mahasiswa AS yang ikut progam studi banding di Kuba mengungkapkan “everyone is educated there. Everyone has access to higher education. Most Cubans have a college degree”. Kebijakan ini menjadikan rakyat Kuba sebagai penduduk yang paling terdidik dan paling terlatih di seluruh negara Amerika Latin. Saat ini saja ada sekitar 700 ribu tenaga profesional yang bekerja di Kuba.

Tetapi, kebijakan menggratiskan biaya pendidikan ini tampaknya kurang mencukupi. Sejak tahun 2000, pemerintah Kuba mencanangkan program yang disebut “University for All”. Tujuan dari program ini adalah untuk mewujudkan mimpi menjadikan Kuba sebagai “a nation becomes a university.”
Melalui program ini seluruh rakyat Kuba meliputi tua-muda, laki-perempuan, sudah berkeluarga atau belum memperoleh kesempatan yang sama untuk menempuh jenjang pendidikan universitas. Caranya, pihak universitas bekerja sama dengan Cubavision and Tele Rebelde, menyelenggarakan program pendidikan melalui televisi.

Perlu diketahui, saat ini media televisi Kuba menyediakan 394 jam untuk program pendidikan setiap minggunya. Jumlah ini sekitar 63 persen dari total jam tayang televisi Kuba. Dalam kerjasama ini, pihak universitas menyediakan paket kurikulum pendidikan dan tenaga pengajar dan pemikir yang berkualitas. Sebagai contoh, salah satu mata acara yang disuguhkan adalah sejarah filsafat, yang diasuh oleh Miguel Limia, seorang profesor filsafat dari institut filsafat.

Demikianlah, sejak program ini on-air pada 2 Oktober 2000, ada sekitar 775 profesor yang datang dari universitas-universitas besar di Kuba yang aktif terlibat dalam program ini.

Hasil dari komitmen dan kerja keras pemerintah Kuba dalam membangun sektor pendidikan ini, nampak dari hasil kajian perbandingan yang dilakukan oleh UNESCO, terhadap siswa dari 13 negara Amerika Latin di bidang matematika dan bahasa. Dari studi itu diperoleh hasil, prestasi siswa Kuba jauh di atas prestasi siswa dari negara lainnya yakni, sekitar 350 point. Bandingkan dengan Argentina, Chile, dan Brazil yang nilainya mendekati 250 poin.

Keberhasilan di bidang kesehatan

Dalam pidatonya Fidel Castro mengungkapkan bahwa daerah timur yang merupakan daerah yang paling miskin dan terjepit. Sebelum dan sesudah kemenangan revolusi. Sebelumnya, kematian bayi lebih dari seratus bayi per seribu kelahiran. Sekarang 5,9 persen lebih sedikit dari Amerika Serikat.
Fasilitas kesehatan yang sebelumnya 46 sekarang menjadi 4006. Setiap anak di Kuba, terlepas dari pendapatan orang tuanya atau warna kulitnya dijamin mendapat pelayanan medis berkualitas tinggi yang sekarang semakin baik, dari lahir sampai meninggal.

Menurut Coen Husien Pontoh jumlah tenaga dokter per kapita Kuba jauh lebih banyak dibandingkan negara manapun di dunia. Saat ini saja, ada sekitar 130.000 tenaga medis profesional. 25.845 tenaga dokter Kuba bekerja untuk misi kemanusiaan di 66 negara, 450 di antaranya bekerja di Haiti, negara termiskin di benua Amerika. Sebagian lainnya bekerja di kawasan-kawasan miskin di Venezuela.

Tidak hanya untuk rakyat Kuba, kini melalui Latin American School of Medicine, pemerintah Kuba memberikan beasiswa untuk pendidikan kesehatan kepada ratusan kaum muda miskin dari seluruh negara Amerika Latin, Afrika, bahkan Amerika Serikat.

Yang menarik, di Kuba pengajaran kesehatan tidak hanya menyangkut soal ilmu pengetahuan dan seni pengobatan tapi, juga nilai-nilai pelayanan sosial terhadap kemanusiaan. Seperti dikemukakan Castro, ketika mewisuda 1610 mahasiswa pada musim panas Oktober 2005.

Itulah keberhasilan-keberhasilan Fidel Castro selama memimpin rakyat Kuba. Sangat berbeda ketika dibandingkan dengan sebuah negara yang bernama Indonesia. Anda pasti sudah paham bagaimana pendidikan dan fasilitas kesehatan di Indonesia, meskipun tidak dijelaskan dalam tulisan ini bukan?

Pertengahan 2006, Castro jatuh sakit. Sejak itu ia tidak pernah tampil didepan umum. Tak ada yang abadi. Begitu juga penguasa Kuba, Fidel Castro dan kekuasaannya. Pada bulan Februari 2008 dia tak mau lagi dipilih sebagai Presiden Kuba pada sidang Majelis Nasional. Berita itu dirilis lewat situs berita resmi milik Partai Komunis Kuba, Digital Granma Internacional. “Saya tak akan menerima posisi sebagai Presiden Dewan Negara dan Panglima Militer.” Tampuk kekuasaannya digantikan oleh Raul Castro, adik kandung Fidel Castro.

Bookmark & Share:

0 komentar:

Mp3 music player

  ©Template by Dicas Blogger.